Kamis, 23 Agustus 2012

KRITIK SASTRA


Politik, Etnik dan Karya sastra
Republik Bagong merupakan salah satu judul naskah drama karya N.Riantiarno. Drama-drama karya Riantiarno selalu mengangkat dunia politik yang dikemas dalam dunia pewayangan jawa.  Pengangkatan tokoh-tokoh perwayangan dalam drama dapat mengurangi paradigma masyarakat bahwa wayang dikaitkan dengan ketroprak (drama tradisional) yang selalu dianggap membosankan. Perwayangan yang dikaitkan dengan realitas dunia politik saat ini belum tentu alur yang disajikan itu terdapat dalam kisah perwayang itu sendiri. Oleh karena itu daya kreatif seorang pengarang dan bagaiman dia memandang realitas itu sangatlah penting.
Riantiarno dapat menampilkan sisi lain tokoh Pandawa yang biasanya berkarakter baik itu ternyata mudah dipengaruhi sehingga dapat menghancurkan negaranya sendiri yaitu Amarta. Tentu saja jika dikaitkan dengan keadaan bangsa ini berbeda. Pemerintahan Indonesia tidak akan hancur hingga ada pengalihan kepemimpinan, kecuali pada zaman penjajahan. Kritik politik dalam drama Republik Bagong tetap menyinggung masalah pemerintahan Indonesia sejak zaman penjajahan hingga sekarang.
Drama Republik Bagong meskipun alurnya tentang masalah politik dalam suatu pemerintahan, akan tetapi tetap tidak menanggalkan unsur- unsur pewayangan Punakawan dan Pandawa. Unsur-unsur tersebut misalkan saja dalam peresenjataan hingga pusaka yang dimiliki oleh para ksatria pandawa. Hal tersebut membuat cerita pewayangan tersebut makin hidup dan membawa nilai historisnya. Akan tetapi tak sepenuhnya masalah-masalah yang dimunculkan dalam Republik Bagong tersebut benar adanya, karena dunia pewayangan tak serumit  dalam naskah drama tersebut.
Berdirinya partai-partai untuk merebutkan kekuasan itu muncul sejak zaman perwayangn. Hanya saja dalam dunia perwayangan biasanya partai-partia itu terselubung, tidak sefulgar seperti pemerintahan saat ini. Apalagi dunia pewayangan atau katakanlah saja dalam sejarah kerajaan-kerajaan Indonesia politik partai terselubung sudah ada untuk mendukung raja yang baru. Perbedaanya, dalam dunia pewayangan dan keraaan biasanya tahta itu jatuh kepada keturunan rajanya, sedangkan pada pemerintahan sat ini pemilihan pemimpin dalam bentuk pemerintahan republik diadakan pemilihan calon-calon presiden. Bisa disebut hal itu demokrasi. Jadi, jika dalam pewayangan ada sistem demokrasi dalam pemilihan pemimpin saya rasa itu suatu bentuk improvisasi dari Riantiarno sendiri.
Selebihnya dalam naskah drama Republik Bagong, Riantiarno dengan lengkap menyajikan babak demi babak secara teratur dan detail. Hanya saja jika dipentaskan membutuhkan waktu yang agak panjang juga, namun tetap tidak membosankan karena didukung oleh nyanyian-nyanyian dari para lakon. Pemilihan lakon-lakon tidak menyimpang dari karakter awal mereka, kecuali Pandawa yang memang dari awal sudah salah sehingga menimbulkan masalah. Banyaknya karya sastra Riantiarno yang berbau etnik dan budaya membuktikan bahwa dia tetap melestarikan sejarah dan budaya.

Senin, 23 Januari 2012

Pelajaran Membuat Blogger di SMKN3 Salatiga

Sobat ni hanya pengalaman pribadi saya tatacara membuat Blogspot dengan BLOGGER. ini kisah yang terjadi pada kelas saya XIIMche.....SMKN3 SALATIGA.

SALAM KENAL

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons